Njungok Bareng Nitizen Bojonegoro

ACARA YANG SANGAT MAHAL….!!

IMG_20160506_201745Komunitas NITIZEN di Bojonegoro jumat malam tangal 6 Mei 2016 telah sukses menyelengarakan kegiatan yang super heboh, kegiatan yang bertajuk “DARI BOJONEGORO UNTUK INDONESIA” menghadirkan dua tokoh nasional yaitu Suyoto MSI atau yang lebih dikenal publik dengan sebutang Kangyoto, yang kedua adalah Pendiri DetikCom yaitu Budiono Darsono yang sering disebut pak BDI, kegiatan ini dilakukan atas kerjasama antara Relawan TIK Bojonegoro, Pemkab Bojonegoro dan Detik.com, kegiatan yang dikemas begitu apik dan mewah sehingga mengundang decak kagum dari berbagai pihak. mulai dari penataan lokasi yang ditata sederhana tapi punya kesan mewah dengan paduan dua buah layar lebar menghiasi begdrop serta pencahayaan lighting yang biasanya hanya dipakai pada acara-acara music tapi pada acara Njungok Bareng Nitizen Bojonegoro ini panitia memasang khusus menjadikan acara punya nilai kemewahan dan menjadi Kegiatan yang lagka ini serta sangat jarang terjadi, kegiatan ini telah mendatangkan 600 orang nitizen yang berasal dari berbagai kota sekitar Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gersik, Surabaya, dan sidoarjo, selesai acara panitia langsung mendapatkan ucapan selamat dari berbagai fihak baik dari pemerintah dan dari para nitizen Atau bahkan dari event organizer yang membantu suksesnya kegiatan ini.

Acara NJUNGOK BARENG NITIZEN BOJONEGORO ini menghadirkan dua tokoh nasional pada bidangnya, pertama Kang Yoto Bupati Bojonegoro, beliau adalah tokoh pemerintahan yang telah membawa nama Bojonegoro memperoleh pengakuan di kancah nasional dan internasional, ditandai dengan diperoleh berbagai penghargaan untuk kabupaten Bojonegoro dari berbagai lembaga baik nasional maupun internasional yang terakhir ini Bojonegoro dijadikan percontohan program OGP (Open Government Partnership) bersama kota soul (korea selatan) mewakili Asia. Bojonegoro di era kepeminpinan  Kang Yoto mulai dikenal di dunia luar sampai disetarakan dengan kota-kota dinegara maju di dunia, karena sebelumnya Bojonegoro mendapat kategori kabupaten termiskin di jawa timur apalagi bojonegoro juga punya catatan kemiskinan yang begitu parah seperti ditulis oleh CLM PANDERS dalam bukunya “Bojonegoro 1900-1942. A.Story of EndemicPoverty in. North East Java Indonesia”.

IMG_20160506_205536Yang kedua acara ini juga mendatagkan Budiono Darsono, CEO Detik.Com ini adalah sejarah langka karena sangat jarang bapak Budiono Darsono mau menjadi narasumber pada sebuah acara apalagi Bojonegoro kota kecil dengan komunitas juga tidak seberapa besar, tapi ditengah keheranan ini ternyata kota yang kecil menyimpan sejarah panjang ternyata kota kecil ini (Bojonegoro) adalah masa lalu dari bapak Budiono, pak budi ini menghabiskan masa remajanya di Bojonegoro beliau ini memang kelahiran semarang tapi ikut hujrah ke Bojonegoro karena orang tuanya bertugas di Bojonegoro, sehingga beliau menamatkan sekolah menangahnya di Bojonegoro, kota bojonegoro juga menjadi peristirahatan orang tua dari bapak Budiono jadi tidak heran lagi bapak Budiono juga mengekprsikan kecintaan ke kota bojonegoro dengan mengadakan kegiatan tersebut bersama kawan-kawan nitizen Bojonegoro, bahkan kami mendapat sedikit Bocoran dari tim Detik.com bahwa begitu istimewanya kegiatan ini bagi pak Budiono, beliau ini memerintahkan langsung agar tim detik mensupervisi langsung persiapan acara di Bojonegoro dan ini belum pernah terjadi, sekalipun dalam acara-acara besar yang diselengarakan detik.com, seperti Hijab Hand dll, paling-paling sekalai aja pak budi telp untuk nanyakan, tapi untuk acara ini hamper tiap hari pak budi menanyakan bagaimana persiapanya.

Kisah dibalik sukses NJUNGOK BARENG NITIZEN BOJONEGORO

IMG_20160506_194031Banyak kisah menarik dibalik acara yang luar biasa ini, mulai dari di berburu target peserta, ketersedian peralatan sampai soal konsumsi, acara ini dimulai dengan adanya inbox pada salah satu tim dari Relawan TIK Bojonegoro (NOVA) dari situ kita mulai menghitung enaknya buat acara apa, kita buat tim kecil kita diskusikan di internal RTIK bahwa kita buat acara kecil di sebuah rumah makan kita undang kawan-kawan relawan untuk berdiskusi dengan bapak Budiono, hari berikutnya kita mendapat kabar bahwa acara akan di bantu oleh tim Detik.com (Karel dkk) akhirnya tim dari RTIK Bojonegoro dan tim dari Detik.com tentang mekanisme kerjasamanya dari diskusi panjang akhir diputuskan bahwa acara tersebut adalah kegiatan temen-temen Bojonegoro, dan malam itu juga kita sepakati lokasinya adalah pendopo malowopati, sehingga malam itu juga kita bisa menyampaikan kepada bapak Bupati @Kangyotobjn yang kebetulan juga kita ada agenda untuk bertemu dengan kang Yoto malam itu, dan secara lisan kita sampaikan malam itu dan besuk pagi kita tindak lanjuti degan mengirimkan surat resmi.

Tidak disitu saja cerita di balik suksesnya acara NJUNGOK BARENG NITIZEN BOJONEGROO, ada yang lebih dramatis lagi yaitu soal siapa yang harus bertindak sebagai ketua panitia, di awalnya tim RTIK meminta Rizal menjadi panitia tapi karena berbagai pertimbangan maka akhirnya kita sepakati kalau nova sebagai ketua panitia, karena dilihat lebih bisa memahami kebutuhan komunikasi degan tim dari Detik.com, sampai akhirnya mendekati hari H. panitia memasang target bahwa kami akan menghadirkan 500 orang di pendopo malowopati.

Sampai pada hari senin Panitia local masih ingin memastikan langkah apa yang perlu diambil, tapi komunikasi dengan tim dari Detik.com tetep dilakukan, sampai pada saatnya ada permohonan jaminan apa bener RTIK mampu menghadirkan 300 peserta, dengan berbagai analisa kami berkeyakinan bahwa peserta yang datang akan melebihi 300. Akhirnya pada jumat malam saptu dapat kita buktikan bahwa yang hadir sebanyak 600 orang atau dua kali lipat dari yang di rencanakan.

Melihat begitu persiapan yang sangat ketat dan luar biasa maka saya melihat wajar kegiatan acara terlihat begitu mewah dan wah baik dari sedi penatan tempat da peserta nya, apalagi dari Pemerintah Bojonegoro mendukung penuh kegiatan ini, semua yang dibutuhkan panitia mendapat dukungan langsung dari pemkab Bojonegoro mulai dari tempat, konsumsi dan sarana pendukung lainya,